Thursday 16 November 2017

Konsep Renungan Malam

RENUNGAN MALAM
Tema :
Hidup Sekali, berarti, lalu mati, dan masuk surgawi
Nama Kegiatan :
Muhasabah (Renungan)
Desain Tempat :
·         Bendera Kuning (Pos 1)
·         Miniatur kuburan (Pos 2)
Naskah Muhasabah :
  • Kepastian Kembali Pada Sang Pencipta
  • Kepastian ditempatkan di Alam Gaib (Jembatan menuju Akhirat)
  • Persiapan Hidup di dunia untuk di akhirat
  • Hidup yang berarti di dunia dan akhirat

 Teknis :
1.      Siswa dibangunkan untuk persiapan renungan.
2.      Seluruh siswa di tutup mata semuanya untuk persiapan kelokasi renungan.
3.      Setiap kelompok didampingi oleh pendamping kelompok .
4.      Seluruh siswa berkumpul di tempat yang sudah ditentukan oleh panitia, pada lokasi 1 (pertama)
5.      Pemandu muhasabah memberikan pengantar muhasabah yang sesuai dengan tema (tentang kesadaran bahwa semua akan mati).
6.      Setelah itu siswa di bawa ke lokasi 2 (kedua) untuk melaksakan renungan yang berkaitan tentang persiapan hidup yang berarti didunia dan akhirat.

Keperluan Loigistik ;
  1. Kertas minyak (2 buah)
  2. 2 tiang bambu kecil (tinggi 1meter)
  3. Mic
  4. Sound
  5. Laptop
  6. Toa
  7. Papan (Pembuatan Nisan)


Teks Muhasabah
Selamat pagi anak-anak dan semua rekan-rekan panitia, malam ini kita sama-sama berniat untuk melakukan ibadah renungan malam, mari kita awali dengan bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan untuk menjalankan aktifitas kembali di pagi ini, Semoga suasana yang tenang menjadikan hati kita selalu terbuka untuk mendengarkan semua suara yang kalian dengar di tempat ini, khususnya suara yang bersumber dari saya.
Mari kita sama-sama menundukan kepala untuk memohon ampun kepada tuhan yang maha esa dengan sungguh-sunguh. Silahkan semua menunduk……
Wahai anak-anak perlu kalian ketahui bahwa setiap manusia akan kembali kepada sang pencipta, di awali dengan proses kematian, setelah kita mati, kita akan di tempatkan di alam gaib yaitu alam barzah tepatnya di dalam alam kubur dengan ukuran panjang dan lebar yang hanya sebesar     dan setinggi tubuh kita, tidak lebih..
Pertanyaan mendasar;
1.      Kapankah kita akan dipanggil
2.      Sudah siapkah kita saat dipanggil
3.      Sudah berapa banyak amal yang kalian lakukan
4.      Sudahkah kalian menjaga solat lima waktu,
5.      Sudahkah kalian meminta maaf kepada orang tua
6.      Bahagiakah kalian dipanggil oleh Allah ?
7.      Sudahkah memuliakan Akhirat dibanding hal duniawi
8.      Sudahkah kalian mendoakan kedua orang tua

Sekian lama kita sudah menjalankan hidup di dunia, yang pada akhirnya kita harus pulang, menuju rumah ke abadian, namun pulang ke tempat ini tidak serta merta bisa kapan saja, kita semua harus menunggu giliran dan antrian yang mungkin lama atau cepat. Giliran dan antrian ini setiap hari kita selalu tunggu-tunggu karena kita tidak tahu kapan giliran kita. kita harus bersiap-siap, waspada, dan siaga . Jika kita di rumah sakit, di bank/di bandara dll pasti kita akan bertanya kapan giliran saya masuk dan dipanggil sih. Saking tidak sabarnya pengen cepat-cepat dipanggil.  Namun bedanya dengan panggilan
ini tidak ada yang protes, mereka masih saja nyaman dan santai saja. Padahal panggilan ini datang dari maha raja. Namun panggilan ini sering terabaikan bahkan di lalaikan.. resepnya padahal sederhana hanya beribadah tulus kepada Allah. Para anak-anak yang tercinta kalian tahu malam ini adalah malam yang sangat indah, karena kita akan dipanggil bergantian oleh Allah.



0 comments:

Post a Comment