29 - September - 2013 - Barang siapa yang menghendaki kemerdekaan Ia harus ikhlas dan tulus
untuk melewati penjara kepenjara- Tan
Malaka. Setiap manusia pasti ada kemauan untuk memerdekan hidupnya. Begitupun dengan kalian. Seperti
yang di alami oleh satu tahanan bernama “Bula” yang sudah melewati masa penjera
selama 16 tahun. pertama di Madrasah Ibtidaiyyah Ar-Rahmah selama 6 tahun, kedua
di Madrasah Tsanawiyyah Ar-Rahmah selama 3 tahun, kempat di Boarding School Darur-Rahman 1 tahun, kelima di Madrasah Aliyyah Negeri (MAN) Cijeruk selama 2 tahun, keenam di Universitas Pakuan Bogor selama 4 tahun.
Bula adalah anak ke-2 dari tiga bersaudara, dilahirkan dari Bapak KH. Burhanudin dan
Ibu Lalas Rohilah.S.Pdi., di Kp.
Pasir Angin Lebak. Ayahnya sebagai pimpinan Pondok Pesantren Ar-Rahmah dan Ibunya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)
di Sekolah Madrasah Ibtidaiyyah Ar-Rahmah. Kakek dari Ibunya KH. Ismail Yatim, S.Ag dan Kakek
dari Ayahnya sebagai pimpinan Pon Pes Al-Falah Aa. KH. Falahuddin, Mereka
sebagai tokoh agama di daerah masing-masing. Bula menikmati masa sekolah Madrasah
Ibtidaiyyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyyah
(MTs) ditempat Kakek dari Ibunya, dan belajar ilmu agama di pesantren yang dipimpin oleh Ayah
kandungnya sendiri.
Bula dibesarkan dari keluarga pendidik dan pesantren. Kakek dari
Ibunya KH. Ismail Yatim, S.Ag sebagai pendiri Yayasan
Pendidikan Islam (YPI) Ar-Rahmah. Langkah perjuangannya mendirikan
sekolah dari jenjang MI, MTs dan Pondok Pesantren Salafiyyah. Menurut
masyarakat dan para alumni, YPI Ar-Rahmah sudah mempunyai peran yang
cemerlang untuk masyarakat. Tujuan kedepan YPI Ar-Rahmah tetap membantu masyarakat untuk terus merdeka dengan
sederhana dan bermakna.
Masa dulu YPI Ar-Rahmah sudah mengalami kemajuan
yang pesat, sampai-sampai bangunan yang disediakan untuk proses belajar mengajar
siswa/I dan santriwan/I tidak cukup. Sehingga diputuskan untuk menumpang dirumah warga. Sampai saat ini YPI Ar-Rahmah masih ada untuk masyarakat. Tetap
berperan untuk membantu mencerdaskan kehidupan masyarakat pada khususnya dan bangsa pada
umumnya.
Bula sempat mengalami kejenuhan, enam tahun di sekolah dan pesantren keluarganya sendiri. Penyebabnya sederhana,
hanya jarak antara sekolah dan pondok sangat dekat dari tempat tinggalnya. Kebosanan yang dialami Bula tetap ada hal
menyenangkan dan tidak bisa dikalahkan karena lingkungannya selalu mengajarkan
hidup yang sederhana (tawadu’), kebersamaan (Jama’ah), toleransi
(tasamuh) dan kebaikan (hasan), sehingga rasa bosan itu hilang dengan
sendirinya. Selain itu Bula bersyukur
dan bangga mempunyai sosok orang tua sekaligus guru dari kedua orang tuanya sendiri. Ayah dan
ibu adalah orang tua yang sudah mengajarkan konsep dan pembelajaran hidup yang
matang, terkhusus Bunda yang gigih dalam berjuang. Sesuai
dengan Motto Bunda “Hidup
adalah perjuangan dilengkapi dengan rintangan serta godaan. Tetap jalankan dengan
usaha, doa, dan tawakal serta sabar, teruslah menyimpan mimpi".
Setelah masa penjara pertama enam
tahun selesai dikampungnya sendiri, Bula dijebloskan ke tahanan paling rumit oleh kedua
orang tuanya, bertempat di Pon-Pes Darur-Rahman daerah Leuwihliang yang
dipimpin oleh KH.Syukron Ma’mun, sebuah pondok besar yang sudah melahirkan
alumni-alumni yang berpengaruh di masyarakat.
Bula diterima di
Pon-Pes cabang Bogor, semua dilewatkan dengan dua
tahap, pertama test, kedua wawancara.
Hal yang paling mengesankan di Darur-Rahman bisa mengenal teman baru dari berbagai Provinsi di Indonesia. Setiap santriwan/I mewajibkan untuk menggunakan Bahasa
Inggris dan Bahasa Arab dalam percakapan sehari-hari. Pertama kali Bula mendengar dan melihat santriwan/I
berkomunikasi dengan Bahasa Asing membuatnya kagum.
Kesempatan Bula masuk pondok Darrur-Rahman hanya berlangsung enam bulan. Bula mengalami ketidaknyamanan dengan kondisi pondok. Pejalanan Bula di Darur-Rahman mampu memberikan hal yang
membanggakan. Bula merasakan manfaat yang besar dari lingkungan pondok. Tidak lama Bula melanjutkan
sekolah di Madrasah Aliyyah Negeri Cijeruk. Orangtua dari Bula memberikan syarat tertentu
pada saat pindah sekolah, “Kaka, panggilan manja Bunda pada Bula. Walaupun sekolah di Aliyyah tetap harus tinggal di Pondok pesantren ya”. Jawab Bula
“Baik Bunda”.
Darul Hikmah adalah pondok yang dipilih oleh kedua orangtuanya, dengan alasan jarak yang dekat dengan sekolah. Bula memulai aktifitas pertama di Pondok dengan mengkaji Ilmu Qira'at, Bula di Darul Hikmah diasuh langsung oleh KH. Ma'mun sebagai pimpinan berserta para putranya. Setelah selesai di Pon-Pes, Bula melanjutkan kegiatanya disekolah. Hari pertama di Madrasah Aliyyah Negeri Ciejeruk tepat pada hari senin. Seperti di sekolah lain hari senin pasti melaksanakan upacara bendera, begitupun di sekolah barunya Bula semuanya sudah siap akan melaksanakan upacara bendera. Pengalaman
upacara Bula menjadikan moment pertama di bangku Aliyyah. Upacara yang berlangsung
30 menit berakhir, Bulapun masuk kedalam kelas, kesan Bula terhadap keadaan
sekolah serta kelas menyebabkannya tidak nyaman kembali, tapi Bula tidak ada cara lain untuk meminta pindah,
keputasanya harus tetap nyaman, tidak mungkin berhenti dan pindah sekolah lagi
kata Bula. Dengan keyakinan Bula masuk pada kelas IPA 1 dan akhirnya mampu menjadi lulusan dari MAN Cijeruk tahun 2009. Prestasi Bula saat di
bangku Aliyyah menjadi Juara 1 dan 2 Lomba MTQ antar
pelajar.
Lulusnya Bula dari MAN Cijeruk membuat
orang tuanya sibuk untuk memasukan anaknya kejenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Bula dan orangtuanya
memutuskan untuk mencoba ke PT-Negeri UIN Ciputat, singkat cerita tuhan tidak
memberikan kesempatan untuk kuliah disana. Akhirnya rencana lainpun terjadi, Orang
tua Bula mengambil sikap untuk memasukan anaknya ke Perguruan Tinggi Swasta di Bogor yaitu
Universitas Pakuan dan diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan
Pendidikan Biologi melalui test bersama pada gelobang ke-tiga.
Masa kuliah yang dijalankan Bula
tidak lepas dari amanah untuk mengejar akademik dengan
maksimal. Selain itu Bula
mencoba menunjang nilai akademiknya dengan mengikuti organisasi.
Bula dalam keseharian kuliahnya disibukan dengan
belajar di kelas maupun di luar kelas,
pekerjaanya berdiskusi dan membaca serta saling berinteraksi satu sama lain. Mulai dari
bertukar infomasi yang tidak penting menjadi penting, yang
penting menjadi paling penting. Selain belajar yang rutin Bula disibukan dengan aktifitas organisasi. Pengalaman organisasi Bula diawali dari Himpunan Biologi Lampyris sebagai Anggota pada Departemen Penelitian dan Pengembangan pada tahun 2009, dilanjutkan pada
tahun 2010 dipercaya sebagai Kordinator Departemen Penelitian dan
Pengembangan. Setelah dua tahun di Himpunan Biologi Lampyris Bula mencalonkan diri sebagai Kandidat Calon Ketua
Himpunan Lampyris pada tahun 2011 dan berhasil lolos pada tiga besar, namun
belum memberikan kesempatan untuk menjadi ketua Himpunan. Pada tahun 2012 Bula dikagetkan
dengan keputusan yang hebat. Hasil dari tradisi Musyawarah Tahunan Keluarga
Besar Himpunan Biologi Lampyris menunjuk Bula mewakili Himpunan Biologi Lampyris
naik menjadi Bakal Calon Kandidat Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Tekad dan keyakinan Bula akhirnya memutuskan
untuk maju, akhir dari proses pencalonan Bula yang ditemani oleh wakilnya Wahyudi
berbuah hasil. Bula dan Wahyudi resmi terpilih menjadi ketua BEM FKIP Periode
2011-2012 melalui Pemilu Raya yang dilaksanakan oleh KPUP (Komisi Pemilihan
Umum Pusat).
Kesibukan dan kewajiban akademik serta
organisasi Bula jalankan dengan lebih
keras, pantas dan tuntas. Akhirnya amanah di BEM selama satu tahun telah selsai
dijalankan dengan sabaik-baiknya. Setelah habis masa jabatan di BEM ternyata Bula tidak berhenti untuk berorganisasi. Bula memutuskan untuk melanjutkan di
Badan Legislatif
Mahasiswa (BLM) FKIP. Keputusan Bula berangkat dari
kepercayaan Keluarga Besar HMB Lampyris dan keprihatinan personal kepada BLM yang
pada saat itu masih banyak yang harus diperbaiki, sehingga memanggil hatinya
untuk mengambil langkah solusi dengan mencalonkan sebagai Kandidat Calon Ketua
Badan Legislatif Mahasiswa di FKIP, Prinsip Bula pada saat itu “Jika saya
mundur maka akan lebih berantakan Rumah BLM, Setidaknya dengan masuknya Bula bisa sedikit membenahi,
mulai dari cara padang dan cara kerja terhadap BLM itu sendiri". Niat yang tulus Bula
memberikan tanggapan baik dari para pemilihnya, akhirnya Bula terpilih menjadi Ketua Umum di BLM FKIP dengan
wakilnya Rinda Handayana. Ucap terima kasih Bula sampaikan pada Hima Biologi yang telah mempercayai maju menjadi
Calon Kandidat Ketua BLM di FKIP.
Dengan
keprihatinan di Fakultas sendiri, tidak memberhentikan Bula untuk selalu
berbagi tingkah dan laku serta pikir dilingkup yang lebih luas, Cara yang pernah di
pakai sejak memimpin di Badan Eksekutif Mahasiswa di bawa Bula sebagai bekal di
BLM. Dengan perjuangan Bula , memutuskan
dirinya untuk memperbaiki ranah BLM di Universitas Pakuan dan Forum
Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesi (FL2MI) regional Bogor Raya. Bula
dipercaya dikomisi Advokasi. Perjalanan Bula di Universitas mampu
menghadirkan Ide untuk
melakukan rekontuksi UUD
Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Pakuan.
BLM
Universitas mampu membawa Bula pada ajang Nasional sebagai pengalaman yang memberikan warna dan kesan yang baik dalam
hidup Bula, Lomba Penyuluhan Anti Narkoba Se-Indonesia yang diselenggarakan di Universitas Muhamadiyyah Semarang, Bula menjadi
wakil dari Universitas Pakuan yang ditunjuk langsung
oleh Rektor Universitas Pakuan. Kepercayaan yang diberikan kepada Bula membawa dirinya untuk berusaha menampilkan
yang terbaik. Bula mendapatkan hasil yang mengagetkan, semua diluar dugaan,
Bula menggangap semua ini muncul karena kerendahan hati terhadap Tuhan saja.
Tiba di acara puncak Temu Kader Mahasiswa Anti Narkoba Se-Indonesia, Panitia mengumumkan bahwa Bula berhasil memboyong piala Juara ke – III. Bagi Bula semua ini bukan keberhasilan sendiri, namun berkat dari kawan-kawan yang luar biasa. Terima kasih Rachaman Nugraha, Dede Mirda, Ikbal Mustafa Rambe, dan Abdul Qodir atas semua kesempatan, dukungan, bantuan, terkhusus kepada Pak Bibin atas semua kesempatan dan doa yang selalu dipanjatkan.
Kesuksesan perjalanan yang dilalui Bula saat kuliah, dilewatikan dengan mondok di Sholeh Ma'mun Tajur selama tiga tahun. Pengalaman yang mengesankan saat Bula di Sholeh Ma'mun saat diberikan perintah oleh pimpinan Pon-Pes Soleh Ma'mun KH. Ma'mun Zen untuk mengambil air putih di dapur. Tanpa menolak Bula mengambilkannya, dan langsung segera kembali untuk memberikan air tersebut kepada gurunya. "Ini bapak", tutur Bula, panggilan Bapak kepada Kiai di Pondok Sholeh Ma'mun. Tak lama guru Bula meminumnya. Perintah ini di berikan kepada Bula dalam kondisi sedang mengaji di Majlis. Setelah selsai minum, ternyata air minum yang masih tersisa meminta Bula untuk menghabiskan air minumnya. Dengan kaget bahagia Bula kedepan sambil membungkukan badanya lalu duduk dan meminumnya, saat Bula ditanya. Mengapa kamu mau, Bula hanya menjawab "Ini air berkah".
Bula di Sholeh Ma'mun dipercaya sebagai ketua pondok. Amanah yang di bebankan kepada Bula, muncul setelah selesai Bula meminum air minum sisa gurunya tadi. Tiba-tiba gurunya menyampaikan kepada semua santri "Si Bula Bapak angkat sebagai lurah pondok", Bagaimana mungkin Bula menolak, yang pada akhirnya Bula bersyukur atas semua keberkahan yang diberikan oleh Tuhan, Bula membagi kesibukan di antara amanah di kampus dan di pondok. Semua dinikmati oleh Bula dengan ringan tanpa beban, Bula merasakan semua kebaikan dari proses pengalaman yang dilaluinya.
Tiba di acara puncak Temu Kader Mahasiswa Anti Narkoba Se-Indonesia, Panitia mengumumkan bahwa Bula berhasil memboyong piala Juara ke – III. Bagi Bula semua ini bukan keberhasilan sendiri, namun berkat dari kawan-kawan yang luar biasa. Terima kasih Rachaman Nugraha, Dede Mirda, Ikbal Mustafa Rambe, dan Abdul Qodir atas semua kesempatan, dukungan, bantuan, terkhusus kepada Pak Bibin atas semua kesempatan dan doa yang selalu dipanjatkan.
Kesuksesan perjalanan yang dilalui Bula saat kuliah, dilewatikan dengan mondok di Sholeh Ma'mun Tajur selama tiga tahun. Pengalaman yang mengesankan saat Bula di Sholeh Ma'mun saat diberikan perintah oleh pimpinan Pon-Pes Soleh Ma'mun KH. Ma'mun Zen untuk mengambil air putih di dapur. Tanpa menolak Bula mengambilkannya, dan langsung segera kembali untuk memberikan air tersebut kepada gurunya. "Ini bapak", tutur Bula, panggilan Bapak kepada Kiai di Pondok Sholeh Ma'mun. Tak lama guru Bula meminumnya. Perintah ini di berikan kepada Bula dalam kondisi sedang mengaji di Majlis. Setelah selsai minum, ternyata air minum yang masih tersisa meminta Bula untuk menghabiskan air minumnya. Dengan kaget bahagia Bula kedepan sambil membungkukan badanya lalu duduk dan meminumnya, saat Bula ditanya. Mengapa kamu mau, Bula hanya menjawab "Ini air berkah".
Bula di Sholeh Ma'mun dipercaya sebagai ketua pondok. Amanah yang di bebankan kepada Bula, muncul setelah selesai Bula meminum air minum sisa gurunya tadi. Tiba-tiba gurunya menyampaikan kepada semua santri "Si Bula Bapak angkat sebagai lurah pondok", Bagaimana mungkin Bula menolak, yang pada akhirnya Bula bersyukur atas semua keberkahan yang diberikan oleh Tuhan, Bula membagi kesibukan di antara amanah di kampus dan di pondok. Semua dinikmati oleh Bula dengan ringan tanpa beban, Bula merasakan semua kebaikan dari proses pengalaman yang dilaluinya.
Perjalanan dari penjara kepenjara
yang dilalui Bula di atas adalah cerita yang
menekankan bahwa pentingnya proses pendidikan untuk bekal kemerdekaan diri sendiri. Penjara adalah ruang belajar yang mengajarkan Bula untuk ikhlas dan tulus pada proses mendapatkan
bekal hidup. Saat ini Bula sudah melewati masa penjara dan sudah mengakui dirinya sudah merdeka, walaupun Bula masih merasa banyak kurang pada proses menikmati ruang penjara. Semua yang terjadi dalam tahanan
adalah masa Bula untuk mencari konsep kematangan dalam hidup, Bula tetap masih merasa perlu ada diruang penjara (belajar). Carilah ilmu sampai akhir hayat, ini yang menjadi pegangan bagi sosok Bula.
Setiap manusia yang berakal wajib mengamalkan
semua bekal hidupnya. Kemerdekaan harus
ditandai dengan mengamalkannya. Bagaimana cara Bula merealisasikannya? - (afa)
0 comments:
Post a Comment